Pada suatu bidang pembangunan infrastruktur tentunya membutuhkan sebuah teknologi, yang mana dapat digunakan untuk menyambungkan sebuah material. Hal ini telah menjadi sebuah kebutuhan dan keperluan yang sangat vital. Teknologi satu ini lebih dikenal dengan sebutan pengelasan atau welding. Teknologi welding adalah suatu cara untuk menyambungkan besi.
Untuk secara detailnya, welding adalah suatu cara menyambungkan logam dengan fase cair hingga pada akhirnya akan beku dan membentuk sebuah sambungan. Bagi orang awam cara ini lebih sering disebut dengan sebutan pengelasan. Lantas bagaimana tahapan proses dari welding ini? Simak ulasannya, disini!
Apa Itu Welding ?
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya untuk mengetahui lebih dulu welding adalah? Dalam bidang infrastruktur sudah pasti ada sebuah keterbatasan pada bentuk geometrinya. Yang mana hal tersebut dapat menyebabkan masalah timbul, namun dengan adanya welding adalah sebuah solusi yang tepat. Sehingga keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan mudah.
Dengan adanya teknologi welding adalah sebuah inovasi yang dapat membuat pekerjaan menjadi jauh lebih fleksibel dan praktis. Umumnya dalam teknologi ini bergantung dari jenis material apa yang akan disambungkan. Terkadang ada yang menggunakan sebuah perekat atau adhesive. Tak hanya itu ada yang menggunakan teknik penyambungan mekanik (mechanical fastening) dan bahkan penyambungan fusi (fusion).
Jika dilihat secara spesifik, pada infrastruktur yang berbahan dasar logam layaknya baja atau aluminium. Maka welding adalah metode penyambungan atau pengelasan yang paling banyak digunakan. Seperti yang diketahui bahwa, welding adalah proses pengelasan yang mampu menghasilkan sambungan dengan kualitas yang sangat bagus dan memungkinkan untuk menyambungkan logam pada berbagai macam dan bentuk.
Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, welding adalah proses atau cara perbuatan untuk menyambungkan sebuah besi dengan membakarnya. Namun, pengertian ini dirasa kurang menjelaskan secara detail. Secara tekniknya, welding adalah pengelasan yang menyambungkan logam dengan fase cair logam hingga akhirnya membeku dan menciptakan sebuah sambungan.
Dari kedua pengertian tersebut tentunya sudah tampak jelas ada yang berbeda. Yakni pada penyebutan besi dan logam. Umumnya bila menyebutkan besi, maka unsur ini hanya mengacu pada besi atau unsur Fe saja. Namun, pada penyebutan logam tentunya jauh lebih luas dan lengkap.
Hal ini dikarenakan pengelasan tidak hanya untuk besi saja. Oleh sebab itu, penggunaan kata logam lebih luas tidak hanya tertuju pada besi. Selain itu, dalam penyebutan kata membakar ini berarti bahwa welding adalah proses yang melibatkan suhu sangat tinggi agar dapat mencapai pada titik leleh dari logam yang akan disambungkan.
Klasifikasi Proses Welding
Dalam sebuah teknik atau proses welding adalah cara yang harus dan wajib melibatkan suhu yang sangat panas dan tinggi. Hal ini tentu ditujukan agar logam dapat mencapai titik leleh sehingga untuk dapat mempermudah proses penyambungan.
Untuk suhu tinggi ini sendiri berasal dari berbagai macam sumber. Hal ini bergantung dari proses las yang digunakan untuk mencairkannya. Sebuah logam yang telah mendapat titik leleh dan menjadi cair, kemudian akan bercampur hingga menjadi beku. Yang nantinya juga akan membentuk sebuah sambungan las.
Dalam prosesnya, terdapat beberapa cara yang mana hingga saat ini masih banyak diaplikasikan dalam proses pengelasan. Pengelompokan ini telah didasarkan pada sumber panas yang dipakai untuk mencairkan sebuah logam. Inilah klasifikasi proses pengelasan, diantaranya :
1. Pengelasan Gas
Untuk jenis pertama adalah pengelasan gas. Yang mana berarti bahwa proses ini bersumber panas dari pembakaran gas. Umumnya pada beberapa proses las yang menggunakan teknik ini adalah OFW atau Oxy Fuel Welding. Hal ini berarti bahwa gas yang ada dan digunakan adalah sebuah campuran oksigen dengan LPG.
Sedangkan ada juga yang memanfaatkan teknik ini adalah OAW atau Oxy Acetylene Welding. Yang mana gas berasal dari suatu campuran oksigen dengan karbit atau dengan nama lainnya asetilen.
Jenis ini menjadi teknik las yang sudah sangat tua dan lama. Dikarenakan telah ditemukan sejak tahun 1900-an. Hal ini tentunya sangat jauh dari sebelum las listrik tercipta.
Namun, hingga saat ini yang masih sering digunakan adalah OAW. Dikarenakan sifatnya yang relatif lebih murah dan sangat praktis. Meskipun begitu teknik ini mampu menciptakan atau menghasilkan kualitas sambungan yang sangat berkualitas. Bahkan nyala api oksigen yang tercipta dari asetilen dapat digunakan untuk memotong brazing dan logam.
2. Pengelasan Busur Listrik
Selanjutnya ada proses las busur listrik yang banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini disebabkan karena pengelasannya jauh lebih praktis, murah, dan efisien serta mempunyai konduktivitas yang tinggi. Sehingga mampu menghasilkan sambungan yang berkualitas. Untuk proses ini mendapatkan panas dari sebuah busur listrik, yang mana tercipta antara ujung elektroda dengan logamnya.
Sehingga menciptakan suatu reaksi arus pendek, yang mana mampu menciptakan aliran listrik. Hal inilah yang menjadi sumber panas pada teknik satu ini. Dalam contoh pengaplikasiannya yakni SMAW (Shielded Metal), GMAW (Gas Metal), dan GTAW (Gas Tungsten), serta lainnya.
3. Pengelasan Resistansi Listrik
Proses selanjutnya adalah resistansi listrik. Teknik ini lebih banyak diaplikasikan untuk industri massal. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan teknik ini memanfaatkan hambatan listrik sehingga mampu menciptakan arus pendek dan dapat mencairkan logam yang sedang di las.
Dalam pengaplikasiannya lebih banyak digunakan pada spot dan seam welding. Pengelasan ini sangat efisien, yang mana hanya sedikit menghasilkan polusi. Kemudian mesin yang digunakan sangat kompleks, rumit, dan tentunya memiliki harga yang mahal. Meskipun begitu, kemampuan mesinnya sangat cepat dan terus menerus. Tak heran apabila banyak digunakan pada industri produksi massal.
4. Pengelasan Fase Padar
Teknik satu ini sedikit berbeda dengan teknik lainnya. Hal ini dikarenakan solid state welding ini tidak mengubah logam menjadi cair terlebih dahulu. Proses ini mempunyai kemiripan dengan teknik resistansi listrik. Hanya saja proses ini sepenuhnya menggunakan energi mekanik.
Dalam kunci keberhasilan proses ini adalah temperatur, waktu, dan tekanan. Keunggulan yang ditawarkan dengan menggunakan proses ini adalah tidak adanya daerah pengaruh panas atau HAZ. Membuat hasil sambungan lasnya memiliki sifat mekanik yang tidak banyak berubah.
Untuk pengaplikasiannya pada FSW (Friction Stir), CW (Cold), EXW (Explosing), DFW (Diffusion), FRW (Forge), HPW (Hot Pressure), USW (Ultrasonic), dan ROW (Roll) serta masih banyak lainnya.
5. Pengelasan Termokimia
Dan yang terakhir adalah termokimia, yang mana merupakan proses pengelasan menggunakan reaksi kimia sebagai sumber panasnya. Pada pengelasan OAW dapat dikategorikan sebagai pengelasan termokimia. Lebih banyak dimanfaatkan dalam pengelasan aluminothermic. Yang mana panasnya berasal dari bubuk aluminium dan oksida besi.
Proses ini dianggap sangat praktis, yang mana alatnya sangat mudah untuk dibawa. Hal ini sangat cocok dipakai dalam daerah-daerah yang sulit mendapatkan jangkauan sumber listrik. Sebagai contoh pada pengelasan sambungan rel kereta api.
Tahapan Pada Proses Welding
Seperti yang telah diketahui, welding adalah proses pengelasan dengan cara mengubah logam menjadi cair hingga dapat membentuk sebuah sambungan dengan sendirinya. Umumnya terdapat 8 langkah atau tahapan yang dapat dilakukan untuk melakukan welding machine.
Cara-cara berikut ini merupakan tahapan yang kebanyakan digunakan atau secara garis besar proses welding machine. Inilah 8 tahapan yang dilakukan pada welding machine, diantaranya :
- Awalnya bersihkan terlebih dahulu bahan yang akan dilas. Pakailah palu bila ada kerak pada permukaannya kemudian gunakan sikat baja. Hal ini agar menghasilkan hasil yang maksimal.
- Letakkan logam atau bahan pada tempatnya atau welding machine. Entah pada meja kerja atau di lantai, kemudian aturlah kerapatan pada dua bahan. Atau bahkan gunakan klem bila diperlukan.
- Masa welding machine menjadi bagian yang akan dilas. Kemudian masukkan elektroda pada panelnya. Usahakan kemiringannya menyesuaikan dengan bahannya. Umumnya sekitar 30, 40, dan hingga 90 derajat.
- Selanjutnya dekatkan secara perlahan ujung elektroda pada bahan yang akan dilas.
- Perhatikan jarak welding machine antara ujung elektroda dengan bahannya. Dikarenakan mampu mempengaruhi kualitasnya. Bila terlalu dekat dapat menciptakan sambungan yang tidak sempurna. Dan jika terlalu jauh mampu menghasilkan percikan atau hujan api.
- Pastikan telah menggunakan perlengkapan atau K3 sebelum memulai proses welding machine. Kemudian perlahan gerakkan elektroda di sepanjang bahan atau logam yang akan dilas.
- Hasil baik atau tidaknya dapat dilihat pada permukaannya. Bila memiliki gelombang rapat dan teratur serta menutup sempurna merupakan salah satu tanda bahwa proses welding yang Anda lakukan berjalan dengan baik.
- Bila sudah maka bersihkan terlebih dahulu kerak yang menutupi dengan menggunakan palu. Periksalah apakah sudah sesuai, jika belum Anda dapat mengulangi prosesnya hingga menghasilkan sambungan yang sesuai.
Kelebihan dan Kekurangan Proses Welding
Dalam proses ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Meskipun memiliki banyak kelebihan, namun tak dapat dipungkiri bahwa welding juga memiliki kekurangan. Untuk kelebihan dari welding adalah mampu menghasilkan efisiensi dari sambungan yang baik. Serta dapat digunakan pada konstruksi kerja dengan temperatur tinggi.
Selain itu, tak ada batasan untuk ketebalan logam yang akan dilas. Bahkan tidak ada kemungkinan untuk menghasilkan sambungan longgar. Atau bahkan batas mulur atau yieldnya termasuk batas yang baik dan aman. Tak hanya itu, fasilitas produksinya jauh lebih murah, produktivitas yang baik, dan mampu meningkatkan nilai ekonomis.
Pengelasan ini sendiri memiliki geometri sambungan yang lebih sederhana dan sangat kedap terhadap air, udara, dan minyak. Bahkan hasil dari sambungannya memiliki berat yang ringan.
Sedangkan untuk kekurangannya sendiri antara lain mudah terjadinya distorsi dan perubahan bentuk pada saat pemanasan. Bila terjadi kerusakan pada sambungan sulit untuk dideteksi. Sehingga memerlukan inspeksi yang rumit. Terkadang kualitas logamnya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan logam induknya.
Inilah pembahasan lengkap seputar welding. Seperti yang sudah dijelaskan, welding adalah suatu cara pengelasan yang mengubah logam menjadi cair hingga nantinya akan mengalami pembekuan serta dapat menciptakan sebuah sambungan. Dengan adanya teknik ini mampu menghasilkan dan menciptakan pekerjaan jauh lebih efektif dan praktis.