Pengelasan atau welding menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) ialah suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam, atau paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair, antara lain pengelasan adalah penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Sedangkan menurut alip (1989) pengelasan adalah penyambungan dua logam atau lebuh dengan cara dipanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya dengan tujuan menyatukan seperti benda utuh. Baca lebih lengkap mengenai pengelasan disini.
Klasifikasi Pengelasan
- Las Busur gas
Las Busur dibagi menjadi2 kelompok besar yaitu :
a. Elektroda tak terumpan.
Menggunakaan batang wolfram sebagai elektroda yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut mencair. Elektroda tak terumpan di bagi lagi menjadi 2 jenis diantaranya dengan logam pengisi dan logam tanpa pengisi. Dalam kelompok ini biasanya menggunakan logam las mulia sebagai pelindung sehingga secara keseluruhan nama dalam kelompok ini menjadi gas wolfgram gas mulia atau di sebut las TIG.
b. Elektroda terumpan sebagai elektrodanya digunakan kawat las, yang mana di bagi menjadi 2 jenis berdasarkan elektrodanya yaitu kawat elektroda pejal dan elektroda dngan inti fluks. Penggunaan 2 macam gas pelindung yaitu gas mulia dan gas CO2 atau di sebut Las MIG.
- Las Wolfram Gas Mulia (TIG)
metode las ini biasa digunakan untuk pengelasan logam – logam bukan baja. Pengelasan ini menggunakan sumber listrik berupa arus DC maupun AC. Pada arus DC rangkaian listriknya dapat dengan polaritas lurus dimana kutup positif di hubungkan dengan logam induk da kutup negative dengan batang elektroda atau rangkaian sebaliknya disebut polaritas balik.
- Las Logam Gas Mulia
Pada proses pengelasan ini gas pelindung yang digunakan ialah gas Argon, Helium dan campuran keduanya, dalam memantapkan busur kadang-kadang di tambahkan gas O2 antara 2 sampai 5 % atau C02 antara 5 sampai 20%. Hal yang membuat MIG lebih efisien dikarenakan :
1. Konsentrasi busur yang tinggi, maka busurnya sangat mantap dan percikannya sedikit sehingga memudahkan operasi las.
2. Dapat menggunakan arus tinggi maka kecepatannya juga sangat tinggi, sehingga efisiensinya sangat baik.
3. Terak yang terbentuk cukup banyak.
4. Ketangguhan dan elastisitas, kekedapan udara, ketidak pekaan terhadap retak dan sifat – sifat lainnya, lebih baik dari pada yang di hasilkan dengan cara pengelasan lain.