Jembatan adalah konstruksi yang dibangun untuk menghubungkan dua jalan yang terputus sebab adanya hambatan seperti aliran sungai dan lainnya. Secara kasat mata, semua jembatan seperti sama, namun ternyata terdapat beberapa perbedaan mendasar mengenai konstruksi ideal sebuah jembatan. Yuk simak penjelasan lebih lanjut mengenai konstruksi jembatan.
Pengertian Konstruksi Jembatan
Konstruksi jembatan adalah suatu konstruksi bangunan yang membuat jembatan mampu kokoh berdiri dan dapat dilewati kendaraan di atasnya. Dalam pembangunan jembatan tentunya dibutuhkan pondasi yang kuat agar mampu menahan seluruh beban jembatan ke dasar tanah.
Jenis pondasi yang biasa digunakan untuk konstruksi jembatan seperti steel pile, reinforced concrete pile, precast prestressed concrete pile, composite piles, concrete cast in place. Dengan pondasi dan konstruksi yang kuat maka jembatan dapat berfungsi secara layak dan bisa menahan beban yang diterima.
Fungsi Jembatan
Berdasarkan fungsinya, jembatan terbagi menjadi tiga jenis meliputi jembatan jalan raya, jembatan jalan kereta api, dan jembatan pejalan kaki. Untuk penjelasan masing-masing, yuk simak di bawah ini.
- Jembatan Jalan Raya (Highway Bridge) = untuk sarana transportasi berbagai kendaraan di jalan seperti Jembatan Suramadu, Jembatan Ampera dan lainnya.
- Jembatan Jalan Kereta Api (Railway Bridge) = dibangun khusus untuk jalur kereta api yang terhubung antar kota ataupun antar pulau, yang terhambat oleh aliran sungai atau sejenisnya.
- Jembatan Pejalan Kaki/Penyeberangan (Pedestrian Bridge) = berfungsi untuk jalur menyebrang bagi pejalan kaki. Contoh jembatan di jalur penyebrangan ataupun di setiap halte busway.
Bahan konstruksi jembatan akan disesuaikan dengan fungsi dan tingkat beban yang akan diterima jembatan. Berikut ini bahan baku pembuatan jembatan antara lain beton, kayu, beton prategang, baja dan komposit.
Jenis-Jenis Konstruksi Jembatan
Berdasarkan tipe strukturnya, konstruksi jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
- Jembatan Plat (Slab bridge) = berbentuk elemen struktur horizontal untuk menyalurkan beban mati ataupun beban hidup menuju rangka pendukung vertikal dari suatu sistem struktur.
- Jembatan Plat Berongga (Voided Slab Bridge) = terbuat dari plat beton prategang yang biasa digunakan untuk bentangan yang lebih panjang.
- Jembatan Gelagar (Girder Bridge) = terdiri dari berbagai macam gelangar meliputi I girder, box girder dan U/V Girder.
- Jembatan Rangka (Truss Bridge) = berfungsi menyusun tiang-tiang jembatan yang berupa rangka membentuk segitiga. Setiap struktur rangka yang terhubung harus ditekankan terhadap beban statis dan dinamis.
- Jembatan Pelengkung (Arch Bridge) = struktur jembatan berbentuk setengah lingkaran dengan abutmen pada kedua sisinya.
- Jembatan Gantung (Suspension Bridge) = sebagai pemikul langsung beban lalu lintas yang melewatinya. Seluruh beban yang melewati di atasnya akan ditahan oleh sepasang kabel penahan yang bertumpu di atas dua pasang menara dan dua pasang blok angkur.
- Jembatan Kabel (Cable Stayed Bridge) = terbuat dari kabel baja yang kuat dan kokoh untuk menahan setiap beban yang melewati jembatan.
- Jembatan Cantilever (Cantilever Bridge) = balok jembatan dicor (cast in situ) atau dipasang (precast). Segmen sebagai kantilever di satu atau kedua sisi berfungsi mengimbangi balok beton yang sudah dibuat.
Komponen Konstruksi Jembatan
Berikut ini merupakan komponen yang wajib ada pada konstruksi jembatan, yaitu:
- Bearing = Bantalan yang berguna untuk mengurangi gesekan pada benda yang bergerak secara linear atau rotasi.
- Expansion Joint = sambungan yang bersifat flexible sehingga saluran yang disambungkan memiliki ruang untuk bergerak.
- Span = bentangan yang terletak diantara dua intermediate pendukung dengan material pembuatan yang beragam seperti beton, baja, kayu, dan lainnya tergantung dari jenis beban yang diterima jembatan.
Struktur Konstruksi Jembatan
Terbagi menjadi dua yaitu struktur atas dan bawah jembatan. Simak penjelasannya berikut ini.
Struktur Atas Jembatan (Super Structures)
Untuk struktur atas jembatan terdiri dari trotoar, girder, dan balok diafragma. Simak penjelasannya di bawah ini:
- Trotoar = Jalur untuk pejalan kaki yang biasanya dibuat lebih tinggi namun tetap sejajar dengan jalan utama. Bertujuan agar pejalan kaki lebih aman dan bisa dilihat jelas oleh pengendara yang melintas.
- Girder = struktur atas yang berfungsi untuk menyalurkan beban kendaraan pada bagian atas ke bagian bawah atau abutment.
- Balok Diafragma = Bagian penyangga dari gelagar-gelagar jembatan yang memanjang dan hanya berfungsi sebagai balok penyangga biasa bukan sebagai pemikul beban plat lantai.
Struktur Bawah Jembatan (Sub Structures)
Bagian bawah jembatan hanya ada abutment. Terletak pada kedua ujung pilar-pilar jembatan. Bagian ini berguna untuk menahan seluruh beban hidup (angin, hujan, kendaraan, dan sebagainya) dan beban mati (beban gelagar, trotoar, balok, dan lain-lain) pada jembatan.
Abutment terdiri dari beberapa bagian yaitu :
- Dinding belakang (back wall)
- Dinding penahan (breast wall)
- Dinding sayap (wing wall)
- Plat injak (approach slab)
- Konsol pendek untuk jacking ( corbel)
- Tumpuan bearing
- Pilar Jembatan
- Pondasi inti yang berada di bagian tengah jembatan, fungsinya sebagai penahan jembatan dan menyalurkan beban ke tanah.
- Pier Head
Demikian penjelasan lengkap mengenai konstruksi jembatan. Setelah konstruksi jembatan selesai dibangun maka harus melewati tahap pengujian beban agar mengetahui tingkat maksimum beban yang mampu diterima oleh jembatan. Selain itu, pengontrolan kondisi jembatan harus melalui structural health monitoring system (SHMS).