Artikel ini memuat informasi umum mengenai topik yang dibahas dan PT Wira tidak menjual produk terkait. Harga yang tercantum dapat berbeda dengan harga asli di pasaran.
Dalam konstruksi pembangunan, tentunya banyak bahan material yang sering digunakan. Seperti halnya batu bata, pasir, kerikil, kayu, semen dan masih banyak lainnya. Setiap material yang digunakan tentunya membutuhkan takaran yang sesuai. Untuk setiap material atau bahan yang digunakan pasti memiliki berat jenisnya sendiri-sendiri. Tak terkecuali untuk material berat jenis semen.
Berat jenis semen ini, digunakan untuk menentukan takaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan atau sebuah proyek. Umumnya dihitung dengan membandingkan massa dan volume dari sebuah bahan material. Lantas seperti apa perhitungan dan perbandingan pada berat jenis semen? Simak pembahasannya lebih lanjut, berikut ini.
Apa Itu Semen?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana berat jenis semen. Alangkah baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu semen? Semen adalah sebuah zat yang sering digunakan untuk saling merekatkan bahan material bangunan lainnya. Dapat dimanfaatkan menjadi sebuah perekat seperti batu bata, batako, batu atau bahkan bahan bangunan lainnya.
Semen yang umumnya digunakan untuk membangun rumah atau bangunan lain, yang mana bila dicampurkan dengan air dapat menjadi sebuah bubur yang mampu mengikat dan mengeras. Hal tersebut dikarenakan terjadinya reaksi kimia sehingga membentuk sebuah hidrasi yang mampu membuat bubur memiliki kekuatan yang meningkat.
Apabila sebuah semen yang dicampur dengan air dilakukan sebuah takaran yang benar dan sesuai. Tak lupa dicampurkan dengan suatu agregat, maka campuran bahan tersebut mampu membuat sebuah mortar atau beton. Dengan begitu, dapat digunakan dan dipakai dalam jangka waktu yang relatif lama.
Sebagai tambahan informasi, bahwa kata semen sendiri berasal dari bahasa Latin. Bermula dari kata caementum, yang memiliki sebuah arti memotong menjadi sebuah bagian-bagian kecil yang tak beraturan. Dahulu caementum sempat dan sangat terkenal pada zamannya. Ketika itu bahan atau material ini diciptakan oleh seorang nenek moyang, yang mana diberi nama semen made in Napoli.
Pada zaman itu, bertepatan dengan runtuhnya sebuah Kerajaan Romawi pada sekitar abad pertengahan yakni 1100 M sampai 1500 M. Ketika sebuah kerajaan tersebut runtuh, membuat resep bahan atau material ini juga ikut menghilang. Dalam resep ramuan hasil temuan nenek moyang tersebut yang diberi nama pozzuolana.
Definisi Berat Jenis dan Massa Jenis
Pada berat jenis semen adalah suatu perbandingan antara massa jenis semen dengan sebuah massa jenis air. Atau hal lain yakni hasil dari perbandingan antara berat benda dengan sebuah volume benda. Untuk berat jenis ini sangatlah diperlukan karena dapat berpengaruh pada banyak tidaknya bahan yang digunakan dan keberhasilan dalam sebuah pembangunan.
Dengan mengetahui secara rinci mengenai berat jenisnya, maka dapat menghitung dan mengetahui volume material tersebut ketika akan dicampurkan dengan material lainnya. Bagi seorang pekerja konstruksi bangunan, hal ini sangat berguna baik dalam perencanaan struktur bangunan.
Ada sebuah rumus atau perhitungan singkat bila ingin mengetahui berat jenis semen.
Berat jenis (ρ) = massa (m) / volume (v)
Dalam satuan berat jenis adalah kg/m3. Untuk satuan massa adalah kg dan satuan volume adalah m3.
Sedangkan untuk massa jenis semen adalah sebuah perbandingan massa zat dengan sebuah volume zat. Pada kenyataannya, berat jenis semen dan massa jenis semen adalah sama. Hal ini dikarenakan berat jenis merupakan perbandingan antara massa benda dengan massa jenis air, sedangkan massa air adalah satu.
Sehingga berat jenis sama dengan massa jenis benda dibagi dengan 1 atau massa jenis air. Dan dapat disimpulkan bahwa berat jenis adalah sebuah hal yang sama dengan massa jenis.
Perbandingan Berat Jenis Semen
Ketika para pekerja ingin mengetahui berat jenisnya maka ada sebuah hitungan dan perbandingan yang perlu dilakukan. Dalam membuat suatu campuran dari berbagai jenis atau bahan material bangunan pastikan untuk menyamakan suatu perbandingan satuan beratnya. Seperti halnya saat hendak mencampurkan semen dengan bahan lainnya.
Umumnya, menggunakan sebuah perbandingan 1:2:3. Dengan permisalan bahwa 1 bagiannya merupakan angka pembanding untuk penggunaan berat jenis semen. Sedangkan untuk 2 dan 3 nya dipakai untuk perbandingan bahan lainnya yang akan digunakan. Atau misalnya untuk penggunaan pasir dan kerikil.
Perlu disamakan satuan bebannya terlebih dahulu, karena untuk satuan semen adalah kg dan satuan untuk pasir adalah m3. Guna mendapatkan perbandingan campuran yang pas harus disamakan satuannya dahulu. Awalnya ubah satuan semen dari kg menjadi satuan volume m3.
Untuk mengetahui berat jeninya, perlu dilakukan percobaan sederhana dengan mencoba menggunakan wadah ukur yang memiliki volume 1 liter. Kemudian dalam wadah tersebut diisi sebuah semen hingga penuh. Setelah itu dilakukan sebuah pertimbangan untuk memastikan berat jenis semen.
Berat semen dalam 1 liter ternyata 1,5kg. Oleh sebab itu, maka dapat dihitung untuk 1 m3 adalah :
1 liter = 1 dm3
1 m3 = 1000 dm3
1 m3 = 1000 x 1,5 = 1500 kg
Sehingga diketahui bahwa semen dengan berat 1500 kg sama dengan 1 m3.
Apabila menggunakan sebuah perbandingan seperti di awal yakni 1:2:3. Maka nantinya akan diperoleh sebuah campuran dengan volume 1 m3, adalah :
Semen = 1/6 x 1 = 0,167 m3
Pasir = 2/6 x 1 = 0,333 m3
Kerikil = 3/6 x 1 = 0,5 m3
Kemudian untuk mengetahui berat jenis semen adalah dengan menghitung sesuai dengan massa jenis beban dalam 1 liter.
>> 0,167 m3 x 1500 kg = 250,5 kg
Dalam tabel umum material konstruksi, biasanya berat jenis semen adalah 3150 kg/m3.
Proses Pembuatan Semen
Dalam proses pembuatannya, hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan baku. Untuk bahan baku utama yang banyak digunakan untuk produksi semen adalah batu kapur dan tanah liat. Selain itu, ada juga tambahan bahan yakni pasir besi dan pasir silika. Tahap selanjutnya adalah penggilingan dan pengeringan bahan baku pembuat semen.
Ketika dilakukan penggilingan ini berguna untuk memperkecil ukuran bahan baku, yang mana bertujuan untuk memperluas permukaan material. Selain itu, penggilingan mampu menghasilkan campuran bahan yang pas dan mempermudah adanya reaksi kimia. Selanjutnya dilakukan sebuah pengeringan dengan menggunakan gas panas.
Pada tahap ketiga dilakukan sebuah pembakaran atau pembentukan klinker. Hasil dari tahap sebelumnya dikeluarkan dan dilakukan homogenisasi pada CF Silo. Saat proses pembakaran terjadi pemanasan, dimulai dari pemanasan awal, pembakaran klin dan pendinginan pada grate cooler.
Untuk tahap keempat adalah penggilingan klinker. Dalam proses ini dilakukan pada sebuah roller press, yang mana nantinya mampu menghasilkan ukuran tertentu. Setelah masuk di roller press kemudian dilanjutkan pada tube mill, yang berguna untuk menghancurkan bola-bola besi yang ada pada bahan semen.
Selanjutnya pada tahap terakhir, yakni pengantongan semen. Material semen yang sudah siap kemudian dikeluarkan dari semen silo dan langsung diangkut oleh belt conveyor. Kemudian dengan alat rotary packer, semen akan dibungkus sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya dalam satu sak berisi 50 kg.
Itulah pembahasan seputar berat jenis semen. Telah dibahas mulai dari definisi dan jenis semen, penjelasan mengenai berat jenis dan massa jenis, perhitungan dan perbandingan berat jenis serta tak lupa proses pembuatan semen. Dengan adanya sebuah material semen akan sangat membantu dan mempermudahkan manusia. Mampu menjadi sebuah bahan yang dapat menghasilkan suatu bangunan guna menunjang kehidupan manusia.